Juli 16, 2023
Waspada Akibat Gejala Dari Impotensi (Disfungsi Ereksi)
Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Benarkah gejala impotensi atau disfungsi ereksi dan lemah syahwat perlu waspada para pria? Masalah ini tergolong dalam kategori gangguan seksual yang kaum adam alami.
Baca Juga : Apa Itu Dokter Spesialis Impoten?
Bagi pria yang mengalami kondisi ini sama saja seperti mimpi buruk. Pasalnya kondisi ini bisa terjadi pada pria, namun yang sering mengalaminya yaitu kaum adam di antara usia 40 tahun ke atas.
Bila terjadi secara berulang dapat berakibat fatal dan mengurangi gairah seksual pada seseorang yang mengalaminya. Lalu apa saja gejala yang harus di hindari bagi kaum adam?
[ez-toc]Tanda dan Gejala Umum Impotensi
Lemah syahwat adalah suatu masalah seperti ketidakmampuan seorang pria untuk mendapatkan ereksi dan mempertahankan yang cukup kuat pada saat berhubungan seksual.
Sebuah penelitian mengatakan di tahun 2019 dari Departemen Urologi Fakultas UI mengatakan bahwa sebanyak 35,6% pria dewasa di Indonesia mengalami impotensi.
Angka kasus tersebut berkisar 6,5 persen ada di kelompok usia 20-29 tahun hingga 88% laki-laki usia 60 tahun keatas. Termasuk cukup tinggi angka kasusnya sehingga anda patut mengenal ciri-ciri disfungsi seksual tersebut.
Gejala impotensi atau disfungsi ereksi adalah kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup keras dan cukup lama untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan impotensi:
1. Kesulitan mencapai ereksi
Pria yang mengalami impotensi mungkin mengalami kesulitan untuk mencapai ereksi yang cukup keras atau ereksi yang cukup lama untuk melakukan hubungan seksual.
2. Ereksi lemah
Ketika ereksi terjadi, mungkin terasa lemah atau tidak cukup kuat untuk melakukan penetrasi atau mempertahankan aktivitas seksual.
3. Ereksi yang tidak konsisten
Pria dengan impotensi mungkin mengalami ereksi yang tidak konsisten. Yaitu ereksi yang terjadi hanya pada beberapa kesempatan atau tidak secara konsisten selama aktivitas seksual.
4. Penurunan hasrat seksual
Impotensi dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual atau minat pada aktivitas seksual secara keseluruhan.
5. Masalah ejakulasi
Beberapa pria dengan impotensi mungkin juga mengalami masalah ejakulasi. Seperti contoh ejakulasi dini (ejakulasi terjadi terlalu cepat selama aktivitas seksual) atau ejakulasi tertunda (kesulitan mencapai ejakulasi).
6. Rasa frustrasi atau stres
Kondisi impotensi dapat menyebabkan perasaan frustrasi, stres, atau rendahnya kepercayaan diri pada pria yang mengalaminya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan pribadi.
Faktor Risiko Impotensi
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi pada pria. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang umumnya terkait dengan impotensi:
1. Usia
Risiko impotensi meningkat seiring bertambahnya usia. Ini terjadi karena proses penuaan menyebabkan perubahan pada sistem vaskular dan saraf yang terlibat dalam ereksi.
2. Penyakit kardiovaskular
Kondisi seperti penyakit jantung, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit arteri perifer dapat mengganggu aliran darah ke penis dan menyebabkan impotensi.
3. Diabetes
Diabetes melitus dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang penting untuk ereksi. Pria dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami impotensi.
4. Kondisi neurologis
Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, penyakit Parkinson, cedera tulang belakang, atau stroke. Sehingga dapat memengaruhi sinyal saraf yang diperlukan untuk ereksi.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan gangguan hormonal, penurunan kadar testosteron, dan masalah vaskular, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap impotensi.
6. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan seperti antidepresan, antihistamin, obat tekanan darah tinggi, dan obat-obatan tertentu. Contohnya untuk kondisi seperti kanker prostat atau gangguan hormon dapat menyebabkan impotensi sebagai efek samping.
7. Merokok
Merokok dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi aliran darah ke penis, yang dapat menyebabkan impotensi.
8. Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat
Konsumsi alkohol yang berlebihan atau penyalahgunaan zat dapat menyebabkan kerusakan saraf dan masalah hormonal yang dapat menyebabkan impotensi.
9. Faktor psikologis
Stres, kecemasan, depresi, dan masalah hubungan dapat mempengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan impotensi.
Periksa dan Konsultasi di Klinik Andrologi Terbaik dan Terpercaya di Jakarta
Klinik untuk penyakit menular seksual dan kelamin terdekat di Jakarta yang berstandar internasional hanya ada Klinik Utama Sentosa yang memiliki alat medis yang lengkap dan canggih.
Lakukan pengobatan dengan konsultasi online secara gratis, bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, supaya bisa diatasi dengan cepat dan tepat.
Memiliki dokter ahli penyakit kelamin dan staf medis profesional yang bisa menangani penyakit Anda secara langsung. Untuk masalah biaya pengobatan tidak perlu khawatir karena sangat terjangkau.
Klinik Utama Sentosa memiliki lokasi yang strategis, berada di daerah Jakarta, Indonesia. Dan juga sangat mengutamakan kesembuhan dan kepuasan serta sangat memprioritaskan setiap pasien.
Baca Juga : Hal yang Terjadi Bila Penyakit Jengger Ayam Pada Wanita
Selain itu, terdapat fitur layanan konsultasi via WhatsApp yang dapat membantu kamu untuk berkonsultasi secara online dan gratis jika ada pertanyaan seputar penyakit kelamin.
Artikel Menarik Lainnya
Juli 16, 2023
Waspada Akibat Gejala Dari Impotensi (Disfungsi Ereksi)
Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Benarkah gejala impotensi atau disfungsi ereksi dan lemah syahwat perlu waspada para pria? Masalah ini tergolong dalam kategori gangguan seksual yang kaum adam alami.
Baca Juga : Apa Itu Dokter Spesialis Impoten?
Bagi pria yang mengalami kondisi ini sama saja seperti mimpi buruk. Pasalnya kondisi ini bisa terjadi pada pria, namun yang sering mengalaminya yaitu kaum adam di antara usia 40 tahun ke atas.
Bila terjadi secara berulang dapat berakibat fatal dan mengurangi gairah seksual pada seseorang yang mengalaminya. Lalu apa saja gejala yang harus di hindari bagi kaum adam?
[ez-toc]Tanda dan Gejala Umum Impotensi
Lemah syahwat adalah suatu masalah seperti ketidakmampuan seorang pria untuk mendapatkan ereksi dan mempertahankan yang cukup kuat pada saat berhubungan seksual.
Sebuah penelitian mengatakan di tahun 2019 dari Departemen Urologi Fakultas UI mengatakan bahwa sebanyak 35,6% pria dewasa di Indonesia mengalami impotensi.
Angka kasus tersebut berkisar 6,5 persen ada di kelompok usia 20-29 tahun hingga 88% laki-laki usia 60 tahun keatas. Termasuk cukup tinggi angka kasusnya sehingga anda patut mengenal ciri-ciri disfungsi seksual tersebut.
Gejala impotensi atau disfungsi ereksi adalah kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup keras dan cukup lama untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan impotensi:
1. Kesulitan mencapai ereksi
Pria yang mengalami impotensi mungkin mengalami kesulitan untuk mencapai ereksi yang cukup keras atau ereksi yang cukup lama untuk melakukan hubungan seksual.
2. Ereksi lemah
Ketika ereksi terjadi, mungkin terasa lemah atau tidak cukup kuat untuk melakukan penetrasi atau mempertahankan aktivitas seksual.
3. Ereksi yang tidak konsisten
Pria dengan impotensi mungkin mengalami ereksi yang tidak konsisten. Yaitu ereksi yang terjadi hanya pada beberapa kesempatan atau tidak secara konsisten selama aktivitas seksual.
4. Penurunan hasrat seksual
Impotensi dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual atau minat pada aktivitas seksual secara keseluruhan.
5. Masalah ejakulasi
Beberapa pria dengan impotensi mungkin juga mengalami masalah ejakulasi. Seperti contoh ejakulasi dini (ejakulasi terjadi terlalu cepat selama aktivitas seksual) atau ejakulasi tertunda (kesulitan mencapai ejakulasi).
6. Rasa frustrasi atau stres
Kondisi impotensi dapat menyebabkan perasaan frustrasi, stres, atau rendahnya kepercayaan diri pada pria yang mengalaminya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan pribadi.
Faktor Risiko Impotensi
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi pada pria. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang umumnya terkait dengan impotensi:
1. Usia
Risiko impotensi meningkat seiring bertambahnya usia. Ini terjadi karena proses penuaan menyebabkan perubahan pada sistem vaskular dan saraf yang terlibat dalam ereksi.
2. Penyakit kardiovaskular
Kondisi seperti penyakit jantung, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit arteri perifer dapat mengganggu aliran darah ke penis dan menyebabkan impotensi.
3. Diabetes
Diabetes melitus dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang penting untuk ereksi. Pria dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami impotensi.
4. Kondisi neurologis
Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, penyakit Parkinson, cedera tulang belakang, atau stroke. Sehingga dapat memengaruhi sinyal saraf yang diperlukan untuk ereksi.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan gangguan hormonal, penurunan kadar testosteron, dan masalah vaskular, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap impotensi.
6. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan seperti antidepresan, antihistamin, obat tekanan darah tinggi, dan obat-obatan tertentu. Contohnya untuk kondisi seperti kanker prostat atau gangguan hormon dapat menyebabkan impotensi sebagai efek samping.
7. Merokok
Merokok dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi aliran darah ke penis, yang dapat menyebabkan impotensi.
8. Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat
Konsumsi alkohol yang berlebihan atau penyalahgunaan zat dapat menyebabkan kerusakan saraf dan masalah hormonal yang dapat menyebabkan impotensi.
9. Faktor psikologis
Stres, kecemasan, depresi, dan masalah hubungan dapat mempengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan impotensi.
Periksa dan Konsultasi di Klinik Andrologi Terbaik dan Terpercaya di Jakarta
Klinik untuk penyakit menular seksual dan kelamin terdekat di Jakarta yang berstandar internasional hanya ada Klinik Utama Sentosa yang memiliki alat medis yang lengkap dan canggih.
Lakukan pengobatan dengan konsultasi online secara gratis, bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, supaya bisa diatasi dengan cepat dan tepat.
Memiliki dokter ahli penyakit kelamin dan staf medis profesional yang bisa menangani penyakit Anda secara langsung. Untuk masalah biaya pengobatan tidak perlu khawatir karena sangat terjangkau.
Klinik Utama Sentosa memiliki lokasi yang strategis, berada di daerah Jakarta, Indonesia. Dan juga sangat mengutamakan kesembuhan dan kepuasan serta sangat memprioritaskan setiap pasien.
Baca Juga : Hal yang Terjadi Bila Penyakit Jengger Ayam Pada Wanita
Selain itu, terdapat fitur layanan konsultasi via WhatsApp yang dapat membantu kamu untuk berkonsultasi secara online dan gratis jika ada pertanyaan seputar penyakit kelamin.
Artikel Menarik Lainnya