Agustus 28, 2023
Kenali Faktor Risiko Dari Penyakit Klamidia
Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Sebenarnya faktor risiko dari penyakit klamidia yang paling utama yaitu berhubungan sekusual secara tidak aman tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga : 5 Tes Klamidia Harus Dijalani Beserta Biaya Pengujiannya
Perlu untuk kalian ketahui bahwa berhubungan intim tanpa alat pengaman justru lebih berisiko terinfeksi penyakit menular seksual seperti contoh gonore, klamidia, dan lainnya. Biasanya infeksi ini jarang sekali menimbulka gejala yang signifikan.
Klamidia bisa menular dari aktivitas seksual melalui pentrasi genital, mulut, hingga dubur. Tak hanya itu penularan lainnya bisa dengan jarum suntik secara bersamaan sampai dengan transfusi darah.
[ez-toc]Yuk ketahui faktor risiko lainnya pada penjelasan artikel kali ini!
Penyakit Klamidia
Klamidia adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menginfeksi organ reproduksi, termasuk serviks pada wanita dan uretra pada pria.
Infeksi klamidia adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang umum dan dapat mempengaruhi siapa saja yang aktif secara seksual.
Klamidia dapat menyebar melalui kontak seksual vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Infeksi klamidia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama jika tidak diobati.
Dampak Negatif Penyakit Chlamydia
Penting untuk ingat bahwa infeksi klamidia pada beberapa kasus dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali. Beberapa dampak negatif infeksi klamidia meliputi:
1. Pada Wanita
Klamidia yang tidak diobati pada wanita dapat menyebabkan infeksi pada serviks (leher rahim) yang disebut servisitis.
Ini dapat menyebabkan radang panggul (PID) yang lebih serius, yang dapat mengakibatkan masalah kesuburan, nyeri panggul kronis, dan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar rahim).
Klamidia juga dapat menyebabkan infeksi saluran kelamin atas dan infeksi rahim.
2. Pada Pria
Pada pria, infeksi klamidia biasanya menginfeksi uretra dan dapat menyebabkan uretritis. Ini dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, dan peradangan pada saluran kelamin.
3. Pada Kedua Jenis Kelamin
Infeksi klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti epididimitis (peradangan pada tabung testis) pada pria dan radang panggul pada wanita.
Infeksi klamidia pada ibu hamil dapat menginfeksi bayi saat melahirkan dan menyebabkan konjungtivitis atau infeksi mata pada bayi yang baru lahir.
Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual Klamidia
Klamidia adalah infeksi bakteri yang umumnya ditularkan melalui kontak seksual. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi klamidia:
1. Aktif secara seksual
Orang yang aktif secara seksual dan memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi klamidia.
2. Usia muda
Orang yang berusia muda, terutama remaja dan dewasa muda, cenderung memiliki risiko lebih tinggi karena perilaku seksual yang sering kali kurang hati-hati.
3. Pasangan Seksual Baru
Memiliki pasangan seksual baru atau sering berganti-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko. Karena ini dapat meningkatkan kemungkinan terpapar dengan bakteri klamidia.
4. Tidak Menggunakan Pengaman Saat Seks
Tidak menggunakan kondom atau pengaman lainnya saat berhubungan seks dapat meningkatkan risiko terinfeksi klamidia.
5. Riwayat Infeksi Seksual Sebelumnya
Jika seseorang pernah memiliki infeksi klamidia sebelumnya, risiko untuk terinfeksi kembali dapat meningkat.
6. Riwayat Infeksi Seksual Lainnya
Memiliki riwayat infeksi seksual lainnya, seperti gonore atau HIV, juga dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia.
7. Perilaku Seksual Berisiko Tinggi
Terlibat dalam praktik seksual berisiko tinggi seperti seks tanpa kondom, seks anal, atau seks oral tanpa pengaman dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia.
8. Kehidupan Seksual Terlalu Dini
Memulai kehidupan seksual pada usia yang sangat muda dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia karena kurangnya pengetahuan tentang praktik seksual yang aman.
Pendidikan Seks yang KurangKurangnya pendidikan seksual dan pengetahuan tentang risiko infeksi seksual dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi klamidia.
9. Kehidupan Seksual yang Tidak Monogami
Terlibat dalam hubungan seksual dengan beberapa pasangan secara bersamaan atau dalam hubungan poligami dapat meningkatkan risiko paparan klamidia.
Penting mengingatnya bahwa klamidia seringkali tidak menimbulkan gejala, terutama pada awal infeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan praktik seksual yang aman sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan infeksi klamidia.
Jika Anda memiliki risiko atau kekhawatiran terkait infeksi klamidia, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis atau profesional kesehatan seksual.
Periksa dan Konsultasi di Klinik Penyakit Kelamin Terbaik dan Terpercaya di Jakarta
Klinik untuk penyakit menular seksual dan kelamin terdekat di Jakarta yang berstandar internasional hanya ada Klinik Utama Sentosa yang memiliki alat medis yang lengkap dan canggih.
Lakukan pengobatan dengan konsultasi online secara gratis, bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, supaya bisa diatasi dengan cepat dan tepat.
Memiliki dokter ahli penyakit kelamin dan staf medis profesional yang bisa menangani penyakit Anda secara langsung. Untuk masalah biaya pengobatan tidak perlu khawatir karena sangat terjangkau.
Klinik Utama Sentosa memiliki lokasi yang strategis, berada di daerah Jakarta, Indonesia. Dan juga sangat mengutamakan kesembuhan dan kepuasan serta sangat memprioritaskan setiap pasien.
Baca Juga : Kenali Spesies Bakteri Chlamydia Trachomatis (Klamidia)
Selain itu, terdapat fitur layanan konsultasi via WhatsApp yang dapat membantu kamu untuk berkonsultasi secara online dan gratis jika ada pertanyaan seputar penyakit kelamin.
Artikel Menarik Lainnya
Artikel Terkini
Agustus 28, 2023
Kenali Faktor Risiko Dari Penyakit Klamidia
Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Sebenarnya faktor risiko dari penyakit klamidia yang paling utama yaitu berhubungan sekusual secara tidak aman tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga : 5 Tes Klamidia Harus Dijalani Beserta Biaya Pengujiannya
Perlu untuk kalian ketahui bahwa berhubungan intim tanpa alat pengaman justru lebih berisiko terinfeksi penyakit menular seksual seperti contoh gonore, klamidia, dan lainnya. Biasanya infeksi ini jarang sekali menimbulka gejala yang signifikan.
Klamidia bisa menular dari aktivitas seksual melalui pentrasi genital, mulut, hingga dubur. Tak hanya itu penularan lainnya bisa dengan jarum suntik secara bersamaan sampai dengan transfusi darah.
[ez-toc]Yuk ketahui faktor risiko lainnya pada penjelasan artikel kali ini!
Penyakit Klamidia
Klamidia adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menginfeksi organ reproduksi, termasuk serviks pada wanita dan uretra pada pria.
Infeksi klamidia adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang umum dan dapat mempengaruhi siapa saja yang aktif secara seksual.
Klamidia dapat menyebar melalui kontak seksual vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Infeksi klamidia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama jika tidak diobati.
Dampak Negatif Penyakit Chlamydia
Penting untuk ingat bahwa infeksi klamidia pada beberapa kasus dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali. Beberapa dampak negatif infeksi klamidia meliputi:
1. Pada Wanita
Klamidia yang tidak diobati pada wanita dapat menyebabkan infeksi pada serviks (leher rahim) yang disebut servisitis.
Ini dapat menyebabkan radang panggul (PID) yang lebih serius, yang dapat mengakibatkan masalah kesuburan, nyeri panggul kronis, dan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar rahim).
Klamidia juga dapat menyebabkan infeksi saluran kelamin atas dan infeksi rahim.
2. Pada Pria
Pada pria, infeksi klamidia biasanya menginfeksi uretra dan dapat menyebabkan uretritis. Ini dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, dan peradangan pada saluran kelamin.
3. Pada Kedua Jenis Kelamin
Infeksi klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti epididimitis (peradangan pada tabung testis) pada pria dan radang panggul pada wanita.
Infeksi klamidia pada ibu hamil dapat menginfeksi bayi saat melahirkan dan menyebabkan konjungtivitis atau infeksi mata pada bayi yang baru lahir.
Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual Klamidia
Klamidia adalah infeksi bakteri yang umumnya ditularkan melalui kontak seksual. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi klamidia:
1. Aktif secara seksual
Orang yang aktif secara seksual dan memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi klamidia.
2. Usia muda
Orang yang berusia muda, terutama remaja dan dewasa muda, cenderung memiliki risiko lebih tinggi karena perilaku seksual yang sering kali kurang hati-hati.
3. Pasangan Seksual Baru
Memiliki pasangan seksual baru atau sering berganti-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko. Karena ini dapat meningkatkan kemungkinan terpapar dengan bakteri klamidia.
4. Tidak Menggunakan Pengaman Saat Seks
Tidak menggunakan kondom atau pengaman lainnya saat berhubungan seks dapat meningkatkan risiko terinfeksi klamidia.
5. Riwayat Infeksi Seksual Sebelumnya
Jika seseorang pernah memiliki infeksi klamidia sebelumnya, risiko untuk terinfeksi kembali dapat meningkat.
6. Riwayat Infeksi Seksual Lainnya
Memiliki riwayat infeksi seksual lainnya, seperti gonore atau HIV, juga dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia.
7. Perilaku Seksual Berisiko Tinggi
Terlibat dalam praktik seksual berisiko tinggi seperti seks tanpa kondom, seks anal, atau seks oral tanpa pengaman dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia.
8. Kehidupan Seksual Terlalu Dini
Memulai kehidupan seksual pada usia yang sangat muda dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia karena kurangnya pengetahuan tentang praktik seksual yang aman.
Pendidikan Seks yang KurangKurangnya pendidikan seksual dan pengetahuan tentang risiko infeksi seksual dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi klamidia.
9. Kehidupan Seksual yang Tidak Monogami
Terlibat dalam hubungan seksual dengan beberapa pasangan secara bersamaan atau dalam hubungan poligami dapat meningkatkan risiko paparan klamidia.
Penting mengingatnya bahwa klamidia seringkali tidak menimbulkan gejala, terutama pada awal infeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan praktik seksual yang aman sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan infeksi klamidia.
Jika Anda memiliki risiko atau kekhawatiran terkait infeksi klamidia, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis atau profesional kesehatan seksual.
Periksa dan Konsultasi di Klinik Penyakit Kelamin Terbaik dan Terpercaya di Jakarta
Klinik untuk penyakit menular seksual dan kelamin terdekat di Jakarta yang berstandar internasional hanya ada Klinik Utama Sentosa yang memiliki alat medis yang lengkap dan canggih.
Lakukan pengobatan dengan konsultasi online secara gratis, bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, supaya bisa diatasi dengan cepat dan tepat.
Memiliki dokter ahli penyakit kelamin dan staf medis profesional yang bisa menangani penyakit Anda secara langsung. Untuk masalah biaya pengobatan tidak perlu khawatir karena sangat terjangkau.
Klinik Utama Sentosa memiliki lokasi yang strategis, berada di daerah Jakarta, Indonesia. Dan juga sangat mengutamakan kesembuhan dan kepuasan serta sangat memprioritaskan setiap pasien.
Baca Juga : Kenali Spesies Bakteri Chlamydia Trachomatis (Klamidia)
Selain itu, terdapat fitur layanan konsultasi via WhatsApp yang dapat membantu kamu untuk berkonsultasi secara online dan gratis jika ada pertanyaan seputar penyakit kelamin.
Artikel Menarik Lainnya
Artikel Terkini