Januari 1, 2024

5 Faktor Risiko Penyebab Kista Bartholin dan Cara Mencegahnya, Cek Disini

penyebab kista bartholin (1)

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Kista bartholin adalah kondisi medis yang menyebabkan pembentukan kista atau benjolan berisi cairan pada kelenjar bartholin.

Kelenjar ini berada di kedua sisi vagina, yang berfungsi sebagai organ yang mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas pada saat berhubungan seksual.

Meski umumnya, kondisi ini bukanlah penyakit yang serius, tetapi kista bartholin dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab kista bartholin, hingga cara pencegahannya.

Apa Itu Kista Bartholin?

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, kista bartholin adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat benjolan atau kista berisi cairan, pada kedua sisi vagina.

Kista bartholin terjadi ketika saluran kelenjar bartholin mengalami penyumbatan, yang menyebabkan cairan tidak dapat keluar dan membentuk kista.

Umumnya, kista tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menghilang dengan sendirinya.

Namun, jika tidak di tangani dengan cepat, terutama pada saat kista semakin membesar, maka dapat menyebabkan infeksi dan menyebabkan abses yang lebih serius.

Faktor Risiko Penyebab Kista Bartholin

Sampai saat ini, masih belum di ketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.

Akan tetapi, beberapa kondisi tertetu dapat meningkatkan risiko tersumbatnya kelenjar bartholin, seperti:

1. Cedera atau Trauma

Cedera pada area genital, baik akibat kecelakaan atau trauma selama berhubungan seksual, dapat meningkatkan risiko penyumbatan pada kelenjar bartholin.

Menggunakan pakaian dalam ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera dan pembentukan kista.

2. Infeksi Menular Seksual

Pada beberapa kasus, infeksi menular seksual juga di kaitkan dengan penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.

Beberapa infeksi menular seksual yang berkaitan dengan kondisi ini adalah, infeksi bakteri gonore dan klamidia.

3. Infeksi Bakteri Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli (E.coli) adalah salah satu bakteri yang juga berkaitan dengan kista bartholin.

Bakteri ini dapat masuk dan menginfeksi organ genital, terutama pada saat membersihkan area genital dari belakang ke depan.

Gejala Kista Bartholin

Penyakit ini seringkali tidak menimbulkan gejala, pada sebagian wanita, gejala baru akan muncul pada saat kista telah berukuran lebih besar.

Namun, umumnya kista yang timbul karena penyambatan tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:

1. Muncul benjolan kecil di kedua sisi bibir vagina

2. Benjolan tidak terasa sakit

3. Vagina membengkak dan kemerahan

4. Tidak nyaman saat duduk dan berjalan

5. Tidak nyaman saat berhubungan seksual

Jika terdapat infeksi pada kista dan berkembang menjadi abses, benjolan akan terasa nyeri dan bertekstur lunak.

Selain itu, benjolan akan mengeluarkan cairan kuning atau nanah, dan mungkin di sertai dengan demam.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, penting untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan dengan dokter yang berpengalaman, seperti di Klinik Utama Sentosa.

Baca Juga: Perbedaan Bentuk Kista Bartholin yang Perlu Wanita Tahu!

penyebab kista bartholin2 (1)

Cara Mencegah Kista Bartholin

Kista barholin dapat di obati dengan pengobatan medis maupun rumahan, jika gejala yang di rasakan cukup ringan.

Sayangnya, masih belum ada cara yang tepat untuk mencegah penyakit ini. Namun, jika kista bartholin berkaitan dengan IMS, maka lakukanlah aktivitas seksual yang aman.

Meski begitu, pencegahan dapat di lakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya infeksi atau abses pada kista, seperti:

1. Menjaga Kebersihan Area Genital

2. Hindari Menggunakan Pakaian Dalam yang Ketat

3. Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

4. Hindari Berhubungan Seksual dengan Banyak Pasangan

Jika sudah terlanjur mengalami kista bartholin, jangan khawatir karena Anda bisa melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan terpercaya, seperti Klinik Utama Sentosa.

Klinik kami memiliki fasilitas dan peralatan medis yang lengkap, modern, dan steril, yang dapat di gunakan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.

Jangan khawatir akan biaya perawatan dan pengobatan, karena biaya akan sangat terjangkau sesuai dengan keadaan Anda.

Oleh karena itu, jangan malu untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter kami, agar Anda mendapatkan saran pengobatan yang tepat.

Layanan konsultasi online melalui Chat Whatsapp, tersedia untuk memudahkan Anda berkonsultasi dengan dokter.

Tenang, layanan ini tersedia selama 24 jam dan gratis, serta privasi Anda akan aman dan terjamin!

Ayo, jangan tunggu terjadi komplikasi yang tidak di inginkan, segera konsultasikan dengan profesional medis apapun masalah kesehatan yang Anda alami!

About the Author: Rara

Zahara Yunita adalah seorang Content Writer di Klinik Utama Sentosa. Saat ini saya fokus menulis artikel terkait kesehatan, khususnya penyakit menular seksual (PMS) dan penyakit kelamin di Klinik Utama Sentosa.

Artikel Menarik Lainnya

Artikel Terkini

klinik andrologi

Januari 1, 2024

5 Faktor Risiko Penyebab Kista Bartholin dan Cara Mencegahnya, Cek Disini

penyebab kista bartholin (1)

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Kista bartholin adalah kondisi medis yang menyebabkan pembentukan kista atau benjolan berisi cairan pada kelenjar bartholin.

Kelenjar ini berada di kedua sisi vagina, yang berfungsi sebagai organ yang mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas pada saat berhubungan seksual.

Meski umumnya, kondisi ini bukanlah penyakit yang serius, tetapi kista bartholin dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab kista bartholin, hingga cara pencegahannya.

Apa Itu Kista Bartholin?

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, kista bartholin adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat benjolan atau kista berisi cairan, pada kedua sisi vagina.

Kista bartholin terjadi ketika saluran kelenjar bartholin mengalami penyumbatan, yang menyebabkan cairan tidak dapat keluar dan membentuk kista.

Umumnya, kista tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menghilang dengan sendirinya.

Namun, jika tidak di tangani dengan cepat, terutama pada saat kista semakin membesar, maka dapat menyebabkan infeksi dan menyebabkan abses yang lebih serius.

Faktor Risiko Penyebab Kista Bartholin

Sampai saat ini, masih belum di ketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.

Akan tetapi, beberapa kondisi tertetu dapat meningkatkan risiko tersumbatnya kelenjar bartholin, seperti:

1. Cedera atau Trauma

Cedera pada area genital, baik akibat kecelakaan atau trauma selama berhubungan seksual, dapat meningkatkan risiko penyumbatan pada kelenjar bartholin.

Menggunakan pakaian dalam ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera dan pembentukan kista.

2. Infeksi Menular Seksual

Pada beberapa kasus, infeksi menular seksual juga di kaitkan dengan penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.

Beberapa infeksi menular seksual yang berkaitan dengan kondisi ini adalah, infeksi bakteri gonore dan klamidia.

3. Infeksi Bakteri Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli (E.coli) adalah salah satu bakteri yang juga berkaitan dengan kista bartholin.

Bakteri ini dapat masuk dan menginfeksi organ genital, terutama pada saat membersihkan area genital dari belakang ke depan.

Gejala Kista Bartholin

Penyakit ini seringkali tidak menimbulkan gejala, pada sebagian wanita, gejala baru akan muncul pada saat kista telah berukuran lebih besar.

Namun, umumnya kista yang timbul karena penyambatan tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:

1. Muncul benjolan kecil di kedua sisi bibir vagina

2. Benjolan tidak terasa sakit

3. Vagina membengkak dan kemerahan

4. Tidak nyaman saat duduk dan berjalan

5. Tidak nyaman saat berhubungan seksual

Jika terdapat infeksi pada kista dan berkembang menjadi abses, benjolan akan terasa nyeri dan bertekstur lunak.

Selain itu, benjolan akan mengeluarkan cairan kuning atau nanah, dan mungkin di sertai dengan demam.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, penting untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan dengan dokter yang berpengalaman, seperti di Klinik Utama Sentosa.

Baca Juga: Perbedaan Bentuk Kista Bartholin yang Perlu Wanita Tahu!

penyebab kista bartholin2 (1)

Cara Mencegah Kista Bartholin

Kista barholin dapat di obati dengan pengobatan medis maupun rumahan, jika gejala yang di rasakan cukup ringan.

Sayangnya, masih belum ada cara yang tepat untuk mencegah penyakit ini. Namun, jika kista bartholin berkaitan dengan IMS, maka lakukanlah aktivitas seksual yang aman.

Meski begitu, pencegahan dapat di lakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya infeksi atau abses pada kista, seperti:

1. Menjaga Kebersihan Area Genital

2. Hindari Menggunakan Pakaian Dalam yang Ketat

3. Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

4. Hindari Berhubungan Seksual dengan Banyak Pasangan

Jika sudah terlanjur mengalami kista bartholin, jangan khawatir karena Anda bisa melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan terpercaya, seperti Klinik Utama Sentosa.

Klinik kami memiliki fasilitas dan peralatan medis yang lengkap, modern, dan steril, yang dapat di gunakan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.

Jangan khawatir akan biaya perawatan dan pengobatan, karena biaya akan sangat terjangkau sesuai dengan keadaan Anda.

Oleh karena itu, jangan malu untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter kami, agar Anda mendapatkan saran pengobatan yang tepat.

Layanan konsultasi online melalui Chat Whatsapp, tersedia untuk memudahkan Anda berkonsultasi dengan dokter.

Tenang, layanan ini tersedia selama 24 jam dan gratis, serta privasi Anda akan aman dan terjamin!

Ayo, jangan tunggu terjadi komplikasi yang tidak di inginkan, segera konsultasikan dengan profesional medis apapun masalah kesehatan yang Anda alami!

About the Author: Rara

Zahara Yunita adalah seorang Content Writer di Klinik Utama Sentosa. Saat ini saya fokus menulis artikel terkait kesehatan, khususnya penyakit menular seksual (PMS) dan penyakit kelamin di Klinik Utama Sentosa.

Artikel Menarik Lainnya